-->

iklan banner

Derajat Keasaman (Ph)


ACARA VI
DERAJAT KEASAMAN (pH)

I.              TUJUAN
Mengukur pH air laut.
II.           ALAT DAN BAHAN
1.    Kotak standart : untuk mencocokan perubahan warna yang terjadi sebagai tempat sampel air laut.
2.    pH paper / kertas lakmus : sebagai indikator asam basa.
3.    Air maritim : sebagai materi yang akan diuji.
III.        PROSEDUR KERJA
1.    Memasukan pH paper ke dalam air sekitar beberapa cm.
2.    Menunggu hingga beberapa saat, lalu mengangkat pH paper.
3.    Mengibas-ibaskan hingga setengah kering.
4.    Kemudian mencocokan perubahan warnanya dengan kotak standart pH.
IV.        KAJIAN TEORI
A.  Pengertian Dan Deskripsi Ph
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun binatang sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1971). Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang menghipnotis produktifitas perairan (Pescod, 1973).
Besaran pH berkisar antara 0 – 14, nilai pH kurang dari 7 memperlihatkan lingkungan yang asam sedangkan nilai diatas 7 memperlihatkan lingkungan yang basa, untuk pH =7 disebut sebagai netral (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005). Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang sangat asam dan sanggup menimbulkan tamat hidup makhluk hidup, sedangkan pH > 9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang sanggup menimbulkan tamat hidup dan mengurangi produktivitas perairan. Perairan maritim maupun pesisir mempunyai pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit, biasanya berkisar antara 7,7 – 8,4. pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga (buffer) yaitu adanya garam-garam karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya (Boyd, 1982; Nybakken, 1992).
Keberadaan pH di suatu perairansangat penting sebagai parameter kualitas air yaitu diberbagai perairan:
·      Laut
Air maritim mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memperlihatkan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini sanggup mengakibatkan perubahan dan ketidak seimbangan kadar CO2 yang sanggup membahayakan kehidupan biota laut. pH air maritim permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8,5. Perubahan pH sanggup mempunyai jawaban jelek terhadap kehidupan biota laut, baik secara eksklusif maupun tidak langsung. Akibat eksklusif yaitu tamat hidup ikan, burayak, telur, dan lain-lainnya, serta mengurangi produktivitas primer. Akibat tidak eksklusif yaitu perubahan toksisitas zat-zat yang ada dalam air, contohnya penurunan pH sebesar 1,5 dari nilai alami sanggup memperbesar toksisitas NiCN hingga 1000 kali.
·      Danau
Perairan danau nilai pH berkisar pH 6,7 – 8,6 hal ini dkarenakan lantaran kedalaman danau dangkal sehingga pH tanah sangat mempengaruhinya.
·      Waduk
Perairan waduk nilai pH berkisar 5,7-10,5 hal ini dikarenakan Pengkuran pH dan konduktivitas memperlihatkan bahwa penurunan pH sejalan dengan kedalaman, diikuti kenaikan konduktivitas. Hal ini disebabkan proses dekomposisi materi organik menimbulkan terbentuknya senyawasenyawa asam organik yang akan menurunkan pH, dan pelepasan senyawa anorganik yang akan memperkaya kandungan ion dalam perairan sehingga meningkatkan konduktivitas.
·      Sungai
Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan (Saeni, 1989). Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5 (Effendi, 2003).
B.  Perubahan Ph Di Perairan
Tingkat keasaman (pH) perairan merupakan parameter kualitas air yang penting dalam ekosistem perairan tambak. Faktor- faktor yang Perubahan pH di perairan yaitu:
1.    Aktivitas fotosintesis
2.    Aktivitas respirasi
Fotosintesis memerlukan karbon di oksida, yang oleh komponen autotrof akan dirubah menjadi monosakarida. Penurunan karbon dioksida dalam ekosistem akan meningkatkan pH perairan. Sebaliknya, proses respirasi oleh semua komponen ekosostem akan meningkatkan jumlah karbon dioksida, sehingga pH perairan menurun (Wetzel, 1983). Nilai pH perairan merupakan parameter yang dikaitkan dengan  konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam ekosistem. Semakin tinggi konsentrasi karbon dioksida, pH perairan semakin rendah. Konsetrasi karbon dioksida ditentukan pula oleh keseimbangan antara proses fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis merupakan proses yang menyerap CO2, sehigga sanggup meningkatkan pH perairan. Sedangkan respirasi menghasilkan CO2 kedalam ekosistem, sehingga pH perairan menurun.
V.           HASIL
1.    Air Pesisir
Kertas lakmus : berubah jadi biru (low)          basa lemah
Kertas lakmus biru           tetap ( tidak berubah warna)
2.    Air dalam
 untuk mencocokan perubahan warna yang terjadi sebagai tempat sampel air maritim DERAJAT KEASAMAN (pH)Kertas lakmus merah: tetap
Kertas lakmus biru : tetap                
VI.        PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang dilakukan yaitu mengukur derajat keasaman (pH) air laut. Air maritim yang dijadikan sampel ini sudah disediakan dari lokasi praktikum. Hal, ini di sebabkan oleh keadaan lokasi yang berbeda dari sebelumnya di pantai kurnai, namun untuk acara ini dilaksanakan didalam gedunggeografi kampus UNG. Pada acara ini membutuhkan alat berupa kertas lakmus sebagai pengukur derajat keasaman (pH) yang terdiri atas dua warna yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Dengan 2 buah botol yang berisikan sampel air maritim yang sama namun berbeda lokasinya, salah satunya air kawasan pesisir dan satunya lagi air dalam. Percobaan pertama dilakukan pada air pesisir, menurut hasil yang didapatkan bahwa kertas lakmus merah berubah jadi biru (pada colour chart low). Hal ini mengambarkan bahwa air pesisir tersebut yaitu basa lemah. Selanjutnya untuk kertas lakmus biru tetap, artinya air itu mengalami hal yang sama menyerupai pada lakmus merah yakni basa lemah pula. Sebelum didapatkan hasil demikian, dikedua kertas lakmus tadi sehabis dicelupkan ke dalam air harus dikibas-kibaskan hingga kering terlebih dahulu. Setelah kering lalu di cocokan warnanya pada colour chart yang ada.
Setelah percobaan pada air pesisir, selanjutnya yaitu dilanjutkan pada air dalam. Seperti yang dilakukan pada air pesisir, pada air dalam ini pula terdapat dua kertas paper/lakmus yang akan dijadikan indikator asam basa. Dimulai dari kertas lakmus merah, pada air dalam ini tidak ada perubahan indikator kertas lakmusnya alias tetap begitupula halnya dengan pada kertas lakmus biru. Hal, ini berarti bahwa dari hasil percobaan memakai indikator kertas lakmus ini, airnya bersifat netral.
VII.     KESIMPULAN
Berdasrkan hasil pembahasan diatas, sanggup di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.    Derajat keasaman air maritim memiliki pH relatif lebih stabil.
2.    Air maritim pada pesisir mengalami basa lemah dan air maritim dalam tidak mengalami perubahan/tetap atau netral.
3.    Pengukuran air maritim agak sulit, alasannya yaitu adanya dampak temperatur dan salinitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. arus-laut. http://thebloghub.com/pages/Aku-Cinta-Bahari/arus         laut. Diakses hari kamis/2014/01/02.
Anonim, 2010. Praktikum-oseanografi.          http://dhamadharma.wordpress.com/2010/10/07/laporan-praktikum-            oseanografi-    fisika/ diakses hari kamis/2014/01/02.
Effendie. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan             perairan. Kanisius.:Jogjakarta
Gunawan, Totok, dkk. (2005) Pedoman Survei Cepat Terintegrasi Wilayah            Kepesisiran. Badan Penerbit Dan Percetakan Fakultas Geografi Ugm:   Yogyakarta.
Hutabarat, Sahala Dan Stewart M Evans. 1985. Pengantar Oseanografi.     Universitas Indonesia: Jakarta.
M. Ghufra H. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan, Bhnineka Cipta : Jakarta.
Nontji, Anugerah, Dr. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta
Supangat, Agus. (2000) Pengantar Oseanografi, ITB : Bandung.
Triatmadja , Radianta. 2010. Teknik Pantai. http://elisa.ugm.ac.id/ teknik pantai.
Wibisono, M.S. (2005) Pengantar Ilmu Kelautan, Grasindo : Jakarta


Sumber http://hendrilune.blogspot.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Derajat Keasaman (Ph)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel