-->

iklan banner

Arus


ACARA 3
ARUS

I.              TUJUAN
Mengukur kecepatan air laut
II.           ALAT DAN BAHAN
1.    Float tracking : untuk mengukur arus
2.    GPS : untuk mengetahui titik koordinat
3.    Topdal ( dari pelampung bola )
4.    Stopwatch untuk menghitung gelombang laut
5.    Anemometer
6.    Roolmeter
III.        PROSEDUR KERJA
1.    Menyiapkan alat Float Tracking
2.    Melepaskan alat Float Tracking kelaut dengan jarak 15 meter dari pinggir pantai
3.    Mencatat posisi waktu pelepasan dengan GPS. Membiarkan Float Tracking hanyut mengikuti arus. Setelah rentang waktu 5 menit mencatat kembali posisi Float Tracking dengan GPS.
4.    Mencatat semua kondisi local menyerupai cuaca (hujan, cerah) dan kondisi banjir, normal atau animo kemarau, maritim dalam kondisi pasang surut.
5.    Bilamana terjadi Floating Tracking berhenti lantaran pembeban mengenai dasar laut. Maka Float Tracking sanggup dipindahkan kembali ke posisi pencatatan terakhir. Kemudian Float Tracking dilepas kembali.
6.    Demikian seterusnya hingga float tracking berhenti.
IV.        KAJIAN TEORI
Arus maritim yakni gerakan massa air maritim yang berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Arus dipermukaan terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman maritim disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, Arus lautadalah gerakan molekul air maritim yang pada umumnya dengan arah horizontal dan vertical. Arus maritim yakni gerak air maritim yang mempunyai peredaran tetap dan teratur.
a.    Faktor Penyebab Terjadinya Arus Laut
     Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu :
·       Faktor internal, menyerupai perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan ukiran lapisan air.
·       Faktor eksternal menyerupai gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar maritim dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik, dan angin.
b.   Berdasarkan letaknya, arus maritim sanggup dibedakan menjadi:
·      Arus atas, jikalau arusnya bergerak di permukaan laut;
·      Arus bawah, jikalau arusnya bergerak di bawah permukaan air laut
·      Long shore current, arah fatwa arus sejajar dengan garis pantai
·      Rip current, arus yang berada di pantai berpasir halus dan bergelombang agak besar. Arah gerakannya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya arus ini bisa menyeret pasir beserta orang yang berada di daerah itu menuju ke maritim yang lebih dalam. Contohnya, di pantai Parangtritis yang mempunyai kecepatan hingga 80 km/jam.
c.    Berdasarkan suhunya, arus maritim dibedakan menjadi:
·      Arus panas, kalau suhunya lebih panas dari suhu air maritim di sekitarnya, pola arus Gulfstrem dan Kurosyiwo;
·      Arus dingin, kalau suhunya lebih hambar dari suhu air maritim di sekitarnya, pola arus Peru, arus Oyasyiwo, dan arus Labrador.
d.   Berdasarkan Proses Terjadinya:
·       Arus ekman: Arus yang dipengaruhi oleh angin.
·       Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitas.
·       Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
·       Arus Geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya corolis.
·       Arus Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
Pengamatan Arus Laut :
Dilakukan untuk mengetahui arah dan kecepatan air maritim pada kedalaman tertentu. Metode pengamatannya memakai Current Meter, yaitu dengan menempatkannya di beberapa stasiun pengamat di bawah permukaan laut.

Gambar 3.1. Current Meter

Keuntungan Current Meter:
·       Dapat mengukur pada setiap kedalaman.
·       Pencatatanya secara otomatis.
·       Data Ukurannya relatif teliti.
Sistem Pengamatan
Pengukuran kecepatan arus air disebut dengan Water Current Meter yang secara prinsip dibagi dalam tiga sistem, yaitu:

                                                                          
·       Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mengkonversi kecepatan sudut dari propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran pengukuran antara 0,03 – 10 m/s.
·       Sistem Elektromagnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yang mengalir melalui medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.
·       Sistem Akustik, pada sistem ini dipakai prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi tertentu. Pulsa-pulsa dari yang diterima kembali oleh receiver dimana hal tersebut sanggup diukur sebagai kecepatan arus air.



V.           HASIL
Stopwatch untuk menghitung gelombang maritim ARUS
Gambar 3.3. Pengukuran arus laut
Waktu : pukul 11:15
Bola 1 : Arah    = Timur pantai
               Waktu = 4 menit 40 detik
               Jarak   = 15 meter
Waktu : pukul 11:21
Bola 2 : Arah    = Timur pantai
               Waktu = 5 menit 37 detik
               Jarak   = 15 meter
Waktu : pukul 11:28
Bola 3 : Arah    = Timur pantai
               Waktu = 7 menit 17 detik
               Jarak   = 15 meter
VI.        PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, pertama dilakukan yakni mengukur jarak pelepasan bola dengan jarak 15 cm dari garis pantai. Kemudian, dengan memakai bola sebagai float tracking dilepas dari jarak tersebut. Pada dikala bole dilepaskan pada permukaan air bersamaan dengan itu pula dijalankan alat penunjuk waktu. Alat yang dilakukan pada kesempatan ini yakni stopwatch handphone. Pengukuran dimulai dari pukul 11:15 pada bola yang pertama.
Bola pertama ini menuju arah timur dengan perolehan waktu berpengaruh arus maritim 4 menit 40 detik dengan jarak 15 cm. Seperti pada langkah pertama pada bola kedua pun dilkukan, pada pukul 11:21 mempunyai arah dan jarak  yang sama dengan bola pertama namun berbeda dalam waktu berpengaruh arus lautnya yakni 5 menit 37 detik. Pada bola ketiga pukul 11:28, hal yang sama juga terjadi pada arah dan jaraknya dengan sebelumnya tapi pada waktu yang berbeda lagi yaitu 7 menit 17 detik. Percobaan yang dilakukan hanya 3 kali, dan pada ketiga percobaan bola tersebut didapatkan waktu pengukuran arus maritim yang berbeda-beda. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh salah satu faktor, akan tetapi juga ada faktor yang mempengaruhi arah bola yang mungkin jikalau kita lihat selalu ke arah timur. Sebenarnya arus sangat dipengaruhi oleh angin, sehingga menciptakan bola yang dilepas selalu menuju ke arah timur.
VII.     KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang dilakukan sanggup diambil kesimpulan bahwa:
1.    Arus maritim selalu berubah dari waktu ke waktu,
2.    Arus sangat dipengaruhi oleh arah angin yang bertiup,
3.    Pada jarak yang sama, waktu yang berbeda akan menghasilkan arus yang berbeda pula.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. arus-laut. http://thebloghub.com/pages/Aku-Cinta-Bahari/arus         laut. Diakses hari kamis/2014/01/02.
Anonim, 2010. Praktikum-oseanografi.          http://dhamadharma.wordpress.com/2010/10/07/laporan-praktikum-            oseanografi-    fisika/ diakses hari kamis/2014/01/02.
Effendie. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan             perairan. Kanisius.:Jogjakarta
Gunawan, Totok, dkk. (2005) Pedoman Survei Cepat Terintegrasi Wilayah            Kepesisiran. Badan Penerbit Dan Percetakan Fakultas Geografi Ugm:   Yogyakarta.
Hutabarat, Sahala Dan Stewart M Evans. 1985. Pengantar Oseanografi.     Universitas Indonesia: Jakarta.
M. Ghufra H. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan, Bhnineka Cipta : Jakarta.
Nontji, Anugerah, Dr. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta
Supangat, Agus. (2000) Pengantar Oseanografi, ITB : Bandung.
Triatmadja , Radianta. 2010. Teknik Pantai. http://elisa.ugm.ac.id/ teknik pantai.
Wibisono, M.S. (2005) Pengantar Ilmu Kelautan, Grasindo : Jakarta


Sumber http://hendrilune.blogspot.com/

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Arus"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel