-->

iklan banner

21 Tips Menggapai Shalat Khusyuk, Semoga Terhindar Dari Perbuatan Keji Dan Munkar

Shalat khusyuk yaitu topik yang sering dibahas dalam pengajian 21 Tips Menggapai Shalat Khusyuk, Agar Terhindar dari Perbuatan Keji dan Munkar

Shalat khusyuk yaitu topik yang sering dibahas dalam pengajian-pengajian.
Orang-orang yang shalatnya khusyuk memiliki ciri-ciri :
1)   Sangat menjaga waktunya
Dia terpelihara dari perbuatan dan perkataan sia-sia apa lagi maksiat.
Jadi orang-orang yang menyia-nyiakan waktu suka berbuat maksiat berarti shalatnya belum berkualitas atau belum khusyuk.
2)   Niatnya ikhlas
Jarang kecewa terhadap kebanggaan atau penghargaan, dipuji atau tidak dipuji, dicaci atau tidak dicaci sama saja.
3)   Cinta kebersihan
Karena sebelum sholat, orang harus wudhu terlebih dahulu untuk mensucikan diri dari kotoran atau hadast.
4)   Tertib dan disiplin, alasannya yaitu sholat sudah diatur waktunya.
5)   Selalu tenang dan tuma`ninah, tuma`ninah merupakan kombinasi antara tenang dan konsentrasi.
6)   Tawadhu( rendah hati), tawadhu merupakan akhlaknya Rasulullah.
7)   Tercegah dari perbuatan keji dan munkar, orang lain kondusif dari keburukan dan kejelekannya.
Hanya saja, untuk mencapai kekhusyukan dalam shalat itu  sangat berat sekali.
Ini alasannya yaitu Iblis telah bertekad lingkaran untuk berusaha menarik hati dan menyesatkan manusia
Seperti yang terungkap dalam al-Quran,"Kemudian saya (Iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan kiri mereka."
Dengan demikian, budi bulus Iblis yang paling andal yaitu berusaha memalingkan kekhusyukkan umat yang tengah shalat dengan mempergunakan segala macam cara.
Oleh alasannya yaitu itu kita harus berupaya keras untuk mendapat shalat khusyuk.
Berikut ini tips-tips supaya kita mendapat shalat yang khusyuk, sehingga shalat yang kita kerjakan sanggup mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar.
1.   Membangun kesadaran batin
Dalam rukun shalat kesadaran awal ini biasa dikenal sebagai “niat.” Rasulullah bersabda; “Innamal a’maalu bin niyyah”, sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya).  
Membangun kesadaran atau niat ini dengan mengosongkan pikiran dari segala ikatan nafsu dunia.

2.   Memasrahkan diri kepada Allah
Setelah mengucapkan “niat”, hal yang dilakukan berikutnya yaitu “pasrah”.
Pasrah merupakan kegiatan merelakan duduk kasus duniawi untuk ditinggalkan, supaya gampang bertemu Allah.
Dengan perasaan pasrah maka pikiran akan kosong, tidak ada lagi duduk kasus yang membebani pikiran, semua telah dilepaskan (direlakan)
Sehingga menghasilkan perasaan rileks, kemudian jiwa menjadi tenang dan damai.

3.   Menyambungkan diri dengan Allah (Shilatun).
Sayid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Alquran menyebutkan bahwa shalat adalah shilatun (menyambung) dan liqo’ (pertemuan) antara seorang hamba dan Tuhannya.  
Menyambung (shilatun) yaitu getaran jiwa yang menghubungkan antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Proses “nyambung” ini bagi pemula membutuhkan waktu beberapa dikala antara 5 hingga 10 detik, namun sehabis terbiasa proses ini bisa berlangsung cukup singkat antara 1 hingga 2 detik saja.
Setelah proses nyambung ini dilalui barulah membaca doa-doa wajib (Al-Fatihah) dan bisa pula ditambah doa sunah (doa Iftitah dan ayat Al Quran).

4.   Melakukan tuma’ninah
Tuma’ninah yaitu perilaku tenang sejenak untuk membangun kesadaran ilahiyah, yang dilakukan di awal pada setiap perilaku dalam rukun shalat (berdiri, rukuk, duduk dan sujud).
Pada setiap sehabis selesai melaksanakan suatu gerakan shalat, yaitu pada awal setiap perilaku badan dalam rukun shalat, janganlah eksklusif membaca bacaan (sunah) shalat tetapi lakukan terlebih dahulu tuma’ninah.
Pada dikala rukuk kita harus memiliki kesadaran penuh bahwa kita sedang rukuk dalam rangka menyembah Sang Khalik.
Pada dikala sujud kita juga harus sadar bahwa kita sedang sujud.
Demikian pula dikala berdiri, duduk dan seterusnya.
Hakikinya tuma’ninah yaitu sarana untuk membangkitkan kesadaran batin dengan cara tenang sejenak untuk melaksanakan 3 hal yaitu sadar, pasrah, dan menyambung.
Di antara kesalahan besar yang terjadi pada sebagian orang yang shalat yaitu tidak melaksanakan tuma’ninah ketika shalat.

5.   Memahami arti bacaan shalat
Salah satu penyebab seseorang menjadi sulit mendapat shalat yang khusyuk, tidak tahu apa arti dan makna lafadz yang di bacanya dalam shalat
Akhirnya menciptakan shalatnya berjalan begitu saja tanpa bisa dihayati.

6.   Fokus
Pandangan dikala melaksanakan shalat itu di tujukan di daerah sujud, tidak melirik apalagi menengok kiri dan kanan. Itu dilakukan agar fokus dalam shalat.
Namun yang lebih penting lagi pikiran juga harus fokus bahwa melaksanakan shalat, sedang menghadap kepada Allah SWT.

7.   Menganggap sholat yang sedang dilakukan yaitu sholat terakhir
Setiap manusia tidak mengetahui hari kematiannya
Anggap saja  akan meninggal dunia dikala sholat berlangsung maupun sehabis sholat.
Orang mukmin yang tahu dia mau mati, maka akan meningkatkan ibadahnya serta menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya.

8.   Jika pikiran terganggu segera kembali konsentrasi
Apabila tiba-tiba tersadar bahwa sedang terlena dengan buaian alam pikiran dunia
Maka bersegeralah kembali kepada arti dan makna bacaan sholat atau kembali mengingat Allah SWT.

9.   Memperhatikan kondisi badan sebelum sholat
Pastikan bahwa sudah merasa nyaman dan siap untuk melaksanakan ibadah sholat dengan baik
Seperti sudah buang air, sudah makan yang cukup, pikiran sudah netral, higienis dari najis dan hadas,dan lain sebagainya.

10.       Memperhatikan kondisi lingkungan sebelum sholat
Usahakan cari daerah sholat yang terbaik dilihat dari aspek kebersihan, kenyamanan, kebisingan, gangguan orang lain, gangguan anak-anak, keamanan, dan lain-lain.

11.       Sholat sempurna waktu dan tidak terburu-buru
Agar sholat dengan khusyukk harus solat pada waktu yang paling utama, yaitu sholat sempurna waktu di awal waktunya.
Untuk pria sholat berjamaah di masjid atau mushola sehabis panggilan adzan dan komat, sedangkan untuk yang wanita boleh dilaksanakan di rumah.
Sholatlah dengan santai dengan menikmati setiap detiknya menghadap eksklusif kepada Sang Khalik walaupun bekerjsama anda sedang diburu waktu.

12.       Ikhlas semata-mata untuk mendapat ridho Allah SWT
Buang jauh-jauh tujuan sholat selain untuk mendapat ridho dari Alloh SWT ibarat untuk pamer / riya, ingin dilihat atasan, ingin dilihat pacar, ingin dianggap orang sebagai orang alim, sekedar ikut-ikutan orang lain, dan lain sebagainya.

13.       Lakukan dengan penuh harapan
Berharaplah sungguh-sungguh shalat yang dikerjakan tersebut diterima sebagai ibadah dan tentunya mendapat pahala dari Allah S.W.T.

14.       Mentartil bacaan ayat per ayat
Metode memotongbacaan ayat per ayat dilakukan untuk lebih mempercepat memahami sekaligus menghayati ayat-ayat tersebut. 
Bahkan hal yang demikian itu merupakan Sunnah Nabi sebagaimana yang dituturkan oleh Ummu Salamah mengenai bacaan Rasulullah, "Bismillahirrahmaanirrahiim." Dalam satu riwayat disebutkan," Kemudian dia berhenti sejenak, kemudian membaca alhamdu lillahi rabbil 'alamiin, kemudian berhenti. Setelah itu membaca ar-rahmaanir rahiim." Dalam riwayat yang lain disebutkan,"Kemudian dia berhenti, kemudian membaca maaliki yaumid diin, sambil memutus-mutuskan ayat demi ayat."
Membaca al-Quran dengan tartil dan perlahan-lahan itu lebih mendorong si pembacanya untuk menghayati dan bersikap khusyuk.
Keadaan yang demikian itu berbeda dengan membaca secara cepat dan tergesa-gesa.

15.       Merenungi wacana orang-orang salaf dalam mengerjakan shalat
Hal ini sanggup menambah kekhusyaun dalam shalat sekaligus sanggup terdorong untuk mengikuti jejak mereka.
Misalnya ibarat ibnu Zubair Radhiyallahu 'anhuberdiri dala melaksanakan shalat, dia bagaikan sebatang kayu alasannya yaitu khusyukknya.
Ketika dia sujud, manjanik 'peluru' musuh mengenai belahan dari pakaiannya, namun dia tidak mengangkat kepalanya.
Sebagian mereka ada pula yang mukanya menjelma pucat apabila ia berwudhu untuk menunaikan shalat.
Ketika ditanyakan kenapa ibarat itu, dia menjawab,"Aku mengerti bahwa saya akan berdiri di hadapan zat Yang Maha tinggi."

16.       Mengetahui  keistimewaan khusyuk dalam shalat
"Siapa orang muslim yang waktu shalat wajib tiba kemudian berusaha menyempurnakan wudhu, khusyuk, dan rukunya, maka shalatnya itu menjadi penghapus dosa-dosa selama setahun selama dia tidak mengerjakan dosa besar." (Muslim)

17.       Tidak mengerjakan shalat dalam keadaan mengantuk
"Apabila salah seorang dari kalian mengantuk, sedangkan ia mengerjakan shalat, maka hendaklah tidur hingga hilanglah kantuknya, alasannya yaitu apabila mengantuk maka ia tidak mengerti yang seharusnya ia beristighfar , namun nyatanya ia mencaci maki dirinya sendiri." (Bukhari)

18.       Tidak shalat di belakang orang yang berbicara atau tidur
"Janganlah kau melaksanakan shalat dibelakang orang yang sedang tidur dan jangan pula dibelakang orang yang sedang berbicara." (Abu Daus)

19.       Tidak Menyibukkan diri dengan meratakan kerikil/pasir/tanah (Tempat Sujud)
"Janganlah kau menyapu (pasir) padahal kau sedang shalat. Tetapi jikalau kau perlu maka (boleh) menyapu sekali saja." (Abu Daud)

20.       Berusaha secara maksimal untuk tidak menguap ketika shalat
"Apabila salah seorang dari kalian sedang menguap dalam shalat maka tahanlah semampu mungkin alasannya yaitu setan masuk (mengganggunya)." (Muslim)

21.       Meletakkan sutrah (tabir pembatas) dan mendekatkan diri kepadanya
Hal ini lebih bertujuan untuk memperpendek dan menjaga penglihatan orang yang sedang melaksankan Shalat, sekaligus menjaga dirinya dari syetan.
Disamping itu juga sanggup menjauhkan diri dari kemudian lalangnya orang yang lewat di sekitar kita, alasannya yaitu lewatnya orang lain secara hilir pulang kampung sanggup mengganggu kekhusyukkan shalat.
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian melaksanakan Shalat dengan memakai tabir, maka hendaklah ia mendekat padanya, sehingga syetan tidak akan memotong Shalatnya".(HR. Abu Daud, no. 446/1695)
Adapun jarak antara seseorang dengan tabir (sutrah) yaitu tiga kali panjang lengan, dan antara tabir dengan daerah sujudnya adalah, seluas daerah lewatnya seekor kambing, sebagaimana yang banyak disebut dalam hadits-hadits shahih. (lihat Fathul Bari 1/574-579)



Sumber http://ikhtisarmateri.blogspot.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "21 Tips Menggapai Shalat Khusyuk, Semoga Terhindar Dari Perbuatan Keji Dan Munkar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel