Strategi Pembelajaran (System Pembelajaran Dalam Standar Proses Pendidikan)
BAB I
PENAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seluruh komponen membentuk sistem kalau kompenen tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya maka tentu akan tercapai tujuan secara optimal, namun sebaliknya kalau kompenen-komponen yang membetuk sistem tidak sanggup bekerja sesuai dengsn fungsinya, maka pergerakkan sistem akan terganggu, yang akan menghambat pencapaian tujuan.
Penyusunan standar proses pendidikan dibutuhkan untuk memilih kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan. Salah satu pendekatan yang sanggup dipakai untuk memilih kualitas proses pendidikan yakni pendekatan system. Sistem yakni satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal penting yang menjadi karakteristik suatu system. Pertama, setiap system niscaya mempunyai tujuan. Kedua, system selalu mengandung suatu proses. Ketiga, proses kegiatan dalam suatu system selalu melibatkan dan memanfaatkan banyak sekali komponen atau unsur-unsur tertentu. Sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Perencanaan yakni pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan komponen semoga tujuan berhasil dengan sempurna. Pembelajaran dikatakan sebagai suatu system alasannya pembelajaran yakni kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Melalui pemahaman system, minimal setiap guru akan memahami perihal tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan.
System pembelajaran dalam standar proses pendidikan ada kegunaan system dalam pembelajaran dimana sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran. Sistem bermanfaat untuk merencanakan suatu proses pembelajaran, alasannya perencanaan merupakan proses dan cara berpikir yang sanggup membantu membuat hasil yang diharapkan (Ely, 1979). Dalam pendekatan system pembelajaran terdapat factor-faktor yang kuat terhadap system pembelajaran yaitu:1. Factor guru, 2. Factor siswa, 3. Factor sarana dan prasarana serta 4. Factor lingkungan. Semua ini akan ibahas pada kepingan 2 pembahasan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pengertian dan Kegunaan Sistem
1.2.2 Kegunaan Sistem dalam Pembelajaran
1.2.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
1.2.4 Komponen-komponen dalam Sistem Pembelajaran
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dan Kegunaan Sistem
1.3.2 Mengetahui kegunaan Sistem dalam Pembelajaran
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
1.3.4 Mengetahui komponen-komponen dalam Sistem Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Kegunaan Sistem
Sistem yakni satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yakni suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Berikut ini yakni pengertian dan definisi sistem berdasarkan beberapa ahli:
1. Salisbury.
A system is a group of components working together as a functional unit. Sistem yakni sekelompok bagian-bagian atau komponen yang bekerja sama sebagai suatu kesatuan fungsi.
2. Pilecki.
Sistem yakni sekumpulan objek dan menghubungkan objek itu dengan atributnya atu dengan kata lain, sistem yakni suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian-bagian, atribut dari kepingan dan hubungan antara kepingan dengan atribut.
Secara umum pengertian sistem yakni satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan perencanaan yakni pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan komponen semoga tujuan berhasil secara maksimal.
Secara garis besar, sistem sanggup dibagi menjadi dua :
1. Sistem Fisik ( Physical System ) :
Kumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta sanggup diidentifikasikan secara konkret tujuan-tujuannya. Contoh : sistem transportasi, yang terdiri dari petugas, mesin, organisasi yang menjalankan transportasi. Sistem komputer yang terdiri dari peralatan yang berfungsi gotong royong untuk menjalankan pengolahan data.
2. Sistem Abstrak ( Abstract System) :
Sistem yang dibuat tanggapan terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak sanggup diidentifikasikan secara nyata, tetapi sanggup diuraikan elemen-elemennya. Contoh : Sistem Theologi, hubungan antara insan dengan Tuhan.
2.2 Kegunaan Sistem dalam Pembelajaran
Sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran. Sistem bermanfaat untuk merencanakan suatu proses pembelajaran, alasannya perencanaan merupakan proses dan cara berpikir yang sanggup membantu membuat hasil yang diharapkan (Ely, 1979). Proses pembelajaran dengan perencanaan yang sistematis diharapkan; pertama, peluang keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan lebih besar. Kedua, terhindar dari kendala yang kemungkinan muncul tidak terduga. Ketiga, fasilitas dan sumber yang ada sanggup dimanfaatkan secara optimal dan lebih maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
Dalam pendekatan sistem, pembelajaran merupakan suatu kesatuan dari komponen-komponen pembelajaran yang tidak sanggup dipisahkan antara satu dengan yang lain, alasannya satu sama lain saling mendukung. Komponen-komponen tersebut sanggup menunjang kualitas pembelajaran.
1. Faktor Guru
Guru yakni komponen yang sangat memilih dalam implementasi suatu seni administrasi pembelajaran. Guru tidak hanya berperaan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Oleh alasannya itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.
Guru yakni sebuah profesi. Pelaksanaan kiprah guru harus profesional. Walaupun guru sebagai seorang individu yang mempunyai kebutuhan langsung dan mempunyai keunikan tersendiri sebagai pribadi, namun guru mengemban kiprah mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan. Untuk itu guru harus menguasai seperangkat kemampuan yang disebut dengan kompetensi guru. Oleh alasannya itu, tidak semua orang bisa menjadi guru yang profesional. Kompetensi guru itu meliputi kemampuan menguasai siswa, menguasai tujuan, menguasai metode pembelajaran, menguasi materi, menguasai cara mengevaluasi, menguasai alat pembelajaran, dan menguasai lingkungan belajar. (Soetopo, 2005).
Guru mempunyai kiprah yang sangat penting dalam proses berguru mengajar. Menurut Usman (1990) ada empat kiprah guru dalam pembelajaran, yaitu: (1) sebagai demonstrator, lecturer (pengajar), (2) sebagai pengelola kelas, (3) sebagai perantara dan fasilitator, dan (4) sebagai motivator.
2. Faktor Siswa
Teori didaktik metodik telah bergeser dalam menempatkan siswa sebagai komponen proses berguru mengajar (PBM). Siswa yang semula dipandang sebagai objek pendidikan bergeser sebagai subjek pendidikan. Sebagai subjek, siswa yakni kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. Tiada pendidikan tanpa anak didik. Untuk itu siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya sebagai siswa.
Siswa yakni organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi, keluarga siswa merupakan aspek latar belakang yang mempengaruhi proses pembelajaran. Selain itu, sikap dan penampilan siswa di kelas juga sanggup kuat dalam proses pembelajaran.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana akan sangat membantu guru dalam menyelenggarakan pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana kuat terhadap proses pembelajaran. Oleh alasannya itu pemerintah seharusnya lebih memperhatikan lagi faktor ini, alasannya pada kenyataannya pemberian yang diberikan oleh pemerintah belum merata ke seluruh sekolah yang membutuhkan. Justru sekolah-sekolah yang sudah maju dengan yang jumlah siswa banyak yang mendapat pemberian sarana dan prasarana. Sedangkan sekolah-sekolah dengan siswa sedikit yang berada di pelosok kawasan mendapat pemberian yang minim, alasannya dalam pemberian pemberian sering dipakai dengan prosentase jumlah siswa.
4. Faktor Lingkungan
Mengelola lingkungan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas bukan merupakan kiprah yang ringan. Oleh kesudahannya guru harus banyak belajar. Doyle (1986) beropini bahwa hal-hal yang menjadikan pengelolaan kelas mempunyai beberapa dimensi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Emersen, Everston dan Anderson (1980), kejadian yang terjadi pada waktu awal-awal sekolah banyak kuat terhadap pengelolaan kelas pada tingkat-tingkat berikutnya.
Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang sanggup mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.
Ø Organisasi kelas yang terlau besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Borden (2001) menyarankan semoga setiap anak mempunyai ruang gerak sedikitnya tiga meter persegi. Madrasah Jenderal Sudirman mempunyai ruang kelas yang cukup representative yaitu dengan ukuran 6 x 8 meter persegi. Namun demikian, semuanya tergantung kepada niat guru dan siswa. Sebagaimana yang dilakukan oleh RA. Kartini yang bisa mengangkat derajat perempuan Indonesia.
Ø Iklim sosial-psikologis sanggup terjadi secara internal dan eksternal. Diharapkan semua yang terlibat dalam sistem pembelajaran sanggup berinteraksi dengan baik, semoga tujuan proses pembelajaran sanggup tercapai sesuai yang diharapkan. Faktor lingkungan bahwasanya tidak terlalu kuat besar, alasannya semuanya kembali kepada individu masing-masing. Sebagai contoh, Nabi Musa AS. dibesarkan di lingkungan kerajaan Fir’aun. Sedangkan Musa Samiri (penyembah lembu) semasa kecil dirawat dan dididik oleh Malaikat Jibril AS.
2.4 Komponen-komponen dalam Sistem Pembelajaran
1. Tujuan
Sistem pembelajaran sangat tergantung dengan tujuan pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki siswa, semua tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan disusun berdasarkan ciri karakteristik anak dan arah yang ingin dicapai.
Tujuan berguru yakni sejumah hasil berguru yang memperlihatkan bahwa siswa telah melaksanakan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang gres yang diharapkan tercapai oleh siswa (Hamalik, 2003). Lebih lanjut berdasarkan Oemar Hamalik, bahwasannya komponen tujuan pembelajaran, meliputi: (1) tingkah laku, (2) kondisi-kondisi tes, (3) standar (ukuran) perilaku.
2. Isi atau Materi Pelajaran
Materi pembelajaran dalam arti yang luas tidak hanya yang tertuang dalam buku paket yang diwajibkan, akan tetapi meliputi keseluruhan bahan pembelajaran. Setiap kegiatan belajar-mengajar harus ada materinya. Semua bahan pembelajaran harus diorganisasikan secara sistematis semoga gampang dipahami oleh anak. Materi disusun berdasarkan tujuan dan karakteristik siswa.
3. Startegi atau metode pembelajaran
Keberhasilan dalam mencapai tujuan juga sangat tergantung pada komponen ini. Bagaimana lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa sanggup diimplementasikan dengan seni administrasi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan mempunyai makna dalam proses pencapaian tujuan.
4. Alat dan sumber belajar
Agar bahan pembelajaran lebih gampang dipahami oleh siswa, maka dalam proses belajar-mengajar dipakai alat pembelajaran. Alat pembelajaran sanggup berupa benda yang sesungguhnya, imitasi, gambar, bagan, grafik, tabulasi dan sebagainya yang dituangkan dalam media. Media itu sanggup berupa alat elektronik, alat cetak, dan tiruan.
Menggunakan sarana atau alat pembelajaran harus diadaptasi dengan tujuan, siawa, materi, dan metode pembelajaran. Oleh alasannya itu dibutuhkan tenaga pengajar yang mempunyai kemampuan dan kecakapan yang memadai (Asnawir, 2002) dibutuhkan guru yang handal dan mempunyai kemampuan (capability) yang tinggi.
5. Evaluasi
Evaluasi sanggup dipakai untuk menyusun graduasi kemampuan anak didik, sehingga ada penanda simbolik yang dilaporkan kepada semua pihak. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif, obyektif, kooperatif, dan efektif. Evaluasi dilaksanakan berpedoman pada tujuan dan bahan pembelajaran.
Guru harus melaksanakan penilaian terhadap hasil tes dan memutuskan standar keberhasilan. Sebagai contoh, kalau semua siswa sudah menguasai kompetensi dasar, maka pelajaran sanggup dilanjutkan dengan catatan guru memperlihatkan perbaikan (remidial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan. Dengan adanya evaluasi, maka sanggup diketahui kompetensi dasar, materi, atau individu yang belum mencapai ketuntasan. (Madjid, 2005) Melalui penilaian guru sanggup melihat kekurangan dalam pemanfaatan banyak sekali komponen sistem pembelajaran. Menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam proses pembelajaran di atas, akan sanggup membantu guru dalam memprediksi keberhasilan proses pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka sanggup ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem yakni satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yakni suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
2. Adapun pengertian dan definisi system oleh para jago yaitu:
a. Salisbury
A system is a group of components working together as a functional unit. Sistem yakni sekelompok bagian-bagian atau komponen yang bekerja sama sebagai suatu kesatuan fungsi.
b. Pilecki
Sistem yakni sekumpulan objek dan menghubungkan objek itu dengan atributnya atu dengan kata lain, sistem yakni suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian-bagian, atribut dari kepingan dan hubungan antara kepingan dengan atribut.
3. Kegunaan system dalam pembelajaran
Sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran. Sistem bermanfaat untuk merencanakan suatu proses pembelajaran, alasannya perencanaan merupakan proses dan cara berpikir yang sanggup membantu membuat hasil yang diharapkan (Ely, 1979).
4. Factor-faktor yang kuat terhadap system pembelajaran
a. Factor guru
b. Factor siswa
c. Factor sarana dan prasarana
d. Factor lingkungan
5. Komponen-komponen dalam system pembelajaran meliputi:
a. Tujuan
b. Isi atau bahan pembelajaran
c. Strategi atau bahan pembelajaran
d. Alat dan sumber belajar
e. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Nyimas, Dkk. 2007. Komponen-komponen dalam Sistem Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional
Pribadi A. Benny.2009. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran. Dian rakyat
Anonim http /strategi/sistem-pembelajaran-dalam-proses. pendidikan html
Anonim http/proses pendidikan html
0 Response to "Strategi Pembelajaran (System Pembelajaran Dalam Standar Proses Pendidikan)"
Posting Komentar