✔ Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution
Untuk materi kali ini kita akan berguru perihal teori utilitas (utility theory), pengertian marginal utility, pendekatan marginal utility dan indifference curve dalam memahami sikap konsumen, serta pengertian marginal rate of substitution.
1. TEORI UTILITAS.
Pada bab ini kita akan memahami konsep dasar utilitas, pengertian marginal utility, serta the law of diminishing marginal utility.
1.1. Konsep Dasar Utilitas.
Secara leksikal, kata utilitas (utility) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ (www.merriam-webster.com). Dalam hal ini, utilitas memperlihatkan derajat kemanfaatan suatu objek.
Sementara dalam ilmu ekonomi, konsep utilitas memperlihatkan tingkat kepuasan pelaku ekonomi atas konsumsi barang/jasa.
Secara sederhana bisa digambarkan sebagai berikut:
Kaprikornus bisa disimpulkan bahwa teori utilitas merupakan teori yang menjelaskan pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi barang/jasa untuk memperoleh tingkat kepuasan tertentu.
1.2. Marginal Utility dan the Law of Diminishing Marginal Utility.
Pada prinsipnya, marginal utility memperlihatkan suplemen kepuasan yang diterima konsumen pada setiap suplemen konsumsi barang/jasa.
Gambaran sederhananya sebagai berikut: alasannya konsumen A menyukai sate ayam, maka ia akan mendapat kepuasan sesudah mengkonsumsi satu porsi sate ayam. Setelah itu ia mengkonsumsi lagi sampai habis tiga porsi sate ayam. Disini, marginal utility memperlihatkan suplemen kepuasan yang diterima konsumen A sesudah menikmati sate ayam porsi pertama, kedua, dan ketiga.
Logikanya, ketika seseorang mengkonsumsi barang/jasa berulang-kali (seperti konsumen A yang mengkonsumsi tiga porsi sate ayam), maka kepuasan yang ia dapatkan akan semakin berkurang. Faktor inilah yang menjadi dasar the law of diminishing marginal utility.
Dengan demikian, the law of diminishing marginal utility menyatakan bahwa ketika konsumsi barang/jasa dilakukan berulang-ulang, maka tingkat kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang/jasa tersebut akan semakin menurun.
Kita bisa melihat keterkaitan teori utilitas, marginal utility, dan the law of diminishing marginal utility pada Gambar 1. dan Gambar 2. berikut ini.
keterangan:
keterangan:
2. PENDEKATAN MARGINAL UTILITY DAN INDIFFERENCE CURVE.
Berikutnya kita akan melihat pendekatan-pendekatan yang dipakai untuk memahami sikap konsumen. Sebagai catatan, kita telah mempelajari pengertian dasar pendekatan marginal utility (pendekatan kardinal) dan pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal) pada materi sebelumnya.
2.1. Pendekatan Marginal Utility.
Untuk memahami sikap konsumen melalui pendekatan marginal utility, kita bisa melihat dari Gambar 3. berikut.
keterangan:
Dari pola diatas bisa disimpulkan bahwa total kepuasan maksimal (maximum total utility) hanya akan tercapai ketika konsumsi unit terakhir dari suatu barang (yang juga ialah harga unit terakhir suatu barang atau Px) mencapai titik yang sama dengan suplemen kepuasan maksimal dari konsumsi unit terakhir tersebut (bersinggungan dengan kurva marginal utility atau MUx).
Jika dituliskan dalam suatu persamaan, maka akan terlihat sebagai berikut:
apabila barang lebih dari satu, maka persamaannya ialah sebagai berikut:
2.2. Pendekatan Kurva Indiferen.
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan indifference curve menekankan pada perbandingan kepuasan yang diperoleh konsumen terhadap banyak sekali pilihan konsumsi, tanpa perlu mengetahui seberapa besar kepuasan itu sendiri.
Kita akan memakai beberapa kondisi atas pilihan konsumsi terhadap barang X dan barang Y, sebagai berikut:
Selain itu terdapat ketentuan terkait Kurva Indiferen yang harus diperhatikan, yakni:
Secara sederhana, kurva indiferen bisa kita lihat pada Gambar 4. dibawah ini.
keterangan:
2.3. Marginal Rate of Substitution (MRS).
Jika melihat kurva diatas, maka kita bisa melihat bahwa konsumen mempunyai banyak sekali pilihan kombinasi barang yang ingin dikonsumsi. Saat konsumen mengalihkan pilihan konsumsi, contohnya dari A (X1, Y1) menjadi B (X2, Y2), maka diharapkan pengorbanan (mengurangi konsumsi barang tertentu untuk menambah konsumsi barang lain).
Dari tindakan tersebut, dikenal istilah marginal rate of substitution (MRS). Dengan kata lain, marginal rate of substitution ialah tingkat dimana konsumen bersedia menukar satu barang untuk mendapat barang lain.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihatnya pada Gambar 5. berikut.
keterangan:
2.4. Kurva Indiferen untuk Substitution Effect dan Income Effect.
Kurva Indiferen bisa dipakai untuk menjelaskan kasus substitution effect dan income effect pada Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint). Berikut penjelasannya.
2.4.1. Substitution Effect.
Gambar 6. berikut ini memperlihatkan bagaimana pendekatan Kurva Indiferen dipakai dalam kasus substitution effect.
keterangan:
2.4.2. Income Effect.
Penerapan Kurva Indiferen dalam menjelaskan kasus income effect bisa dilihat pada Gambar 7. dibawah ini.
keterangan:
Demikian pembagian terstruktur mengenai perihal teori utilitas, pendekatan marginal utility dan kurva indiferen, termasuk pengertian marginal rate of substitution. *
Referensi:
Teori Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) dan Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint)
Konsep Elastisitas Penawaran (Elasticity of Supply)
Materi selanjutnya:
Perilaku Produsen, Fungsi Produksi, Marginal Product, dan the Law of Diminishing Return
Konsep Biaya (Cost) dalam Ilmu Ekonomi Sumber http://www.ajarekonomi.com
1. TEORI UTILITAS.
Pada bab ini kita akan memahami konsep dasar utilitas, pengertian marginal utility, serta the law of diminishing marginal utility.
1.1. Konsep Dasar Utilitas.
Secara leksikal, kata utilitas (utility) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ (www.merriam-webster.com). Dalam hal ini, utilitas memperlihatkan derajat kemanfaatan suatu objek.
Sementara dalam ilmu ekonomi, konsep utilitas memperlihatkan tingkat kepuasan pelaku ekonomi atas konsumsi barang/jasa.
Secara sederhana bisa digambarkan sebagai berikut:
- seorang konsumen (A) mempunyai pilihan apakah akan mengkonsumsi sate ayam atau sate kambing.
- ia menciptakan banyak sekali pertimbangan yang mendatangkan manfaat terbesar, apakah itu dari aspek finansial (harga), kesehatan (dampak konsumsi terhadap tubuh), dan sebagainya.
- keputusan yang pada akhirnya ia memutuskan atas pilihan-pilihan itulah yang membentuk konsep utilitas.
Kaprikornus bisa disimpulkan bahwa teori utilitas merupakan teori yang menjelaskan pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi barang/jasa untuk memperoleh tingkat kepuasan tertentu.
1.2. Marginal Utility dan the Law of Diminishing Marginal Utility.
Pada prinsipnya, marginal utility memperlihatkan suplemen kepuasan yang diterima konsumen pada setiap suplemen konsumsi barang/jasa.
Gambaran sederhananya sebagai berikut: alasannya konsumen A menyukai sate ayam, maka ia akan mendapat kepuasan sesudah mengkonsumsi satu porsi sate ayam. Setelah itu ia mengkonsumsi lagi sampai habis tiga porsi sate ayam. Disini, marginal utility memperlihatkan suplemen kepuasan yang diterima konsumen A sesudah menikmati sate ayam porsi pertama, kedua, dan ketiga.
Logikanya, ketika seseorang mengkonsumsi barang/jasa berulang-kali (seperti konsumen A yang mengkonsumsi tiga porsi sate ayam), maka kepuasan yang ia dapatkan akan semakin berkurang. Faktor inilah yang menjadi dasar the law of diminishing marginal utility.
Dengan demikian, the law of diminishing marginal utility menyatakan bahwa ketika konsumsi barang/jasa dilakukan berulang-ulang, maka tingkat kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang/jasa tersebut akan semakin menurun.
Kita bisa melihat keterkaitan teori utilitas, marginal utility, dan the law of diminishing marginal utility pada Gambar 1. dan Gambar 2. berikut ini.
keterangan:
- ketika A mengkonsumsi sate ayam porsi ke-1, ia mendapat utilitas total sebesar 15, total utility naik menjadi 22 ketika ia mengkonsumsi porsi ke-2, kemudian meningkat lagi menjadi 26 ketika mengkonsumsi porsi ke-3.
keterangan:
- pada Gambar 2., yang hitung ialah suplemen kepuasan (marginal utility) dari setiap suplemen konsumsi. Maka ketika menyantap sate ayam porsi ke-1, A memperoleh marginal utility sebesar 15, kemudian turun menjadi 7 ketika mengkonsumsi porsi ke-2, dan turun lagi menjadi 4 ketika mengkonsumsi porsi ke-3.
2. PENDEKATAN MARGINAL UTILITY DAN INDIFFERENCE CURVE.
Berikutnya kita akan melihat pendekatan-pendekatan yang dipakai untuk memahami sikap konsumen. Sebagai catatan, kita telah mempelajari pengertian dasar pendekatan marginal utility (pendekatan kardinal) dan pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal) pada materi sebelumnya.
2.1. Pendekatan Marginal Utility.
Untuk memahami sikap konsumen melalui pendekatan marginal utility, kita bisa melihat dari Gambar 3. berikut.
keterangan:
- jika harga barang ialah Px, maka tingkat kepuasan maksimal konsumen tercapai ketika konsumsi sebesar X1 (titik A).
- dengan harga yang sama, bila konsumsi dilakukan sebesar X3, maka kepuasan konsumen tidak akan maksimal (titik B), alasannya konsumen masih bisa mengkonsumsi lebih banyak (sebesar garis yang menghubungkan B dan A).
- demikian juga ketika konsumsi sebesar X2, kepuasan maksimal tidak akan tercapai (titik D), alasannya konsumen mengeluarkan pengorbanan yang lebih besar (titik E) daripada yang ia dapatkan (selisihnya sebesar garis yang menghubungkan D dengan E).
- jika harga barang naik dari Px menjadi Px', maka untuk mencapai tingkat kepuasan maksimal, konsumen mesti mengurangi konsumsi dari X1 menjadi X4 (titik F).
Dari pola diatas bisa disimpulkan bahwa total kepuasan maksimal (maximum total utility) hanya akan tercapai ketika konsumsi unit terakhir dari suatu barang (yang juga ialah harga unit terakhir suatu barang atau Px) mencapai titik yang sama dengan suplemen kepuasan maksimal dari konsumsi unit terakhir tersebut (bersinggungan dengan kurva marginal utility atau MUx).
Jika dituliskan dalam suatu persamaan, maka akan terlihat sebagai berikut:
apabila barang lebih dari satu, maka persamaannya ialah sebagai berikut:
2.2. Pendekatan Kurva Indiferen.
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan indifference curve menekankan pada perbandingan kepuasan yang diperoleh konsumen terhadap banyak sekali pilihan konsumsi, tanpa perlu mengetahui seberapa besar kepuasan itu sendiri.
Kita akan memakai beberapa kondisi atas pilihan konsumsi terhadap barang X dan barang Y, sebagai berikut:
- jika konsumsi barang X lebih memperlihatkan kepuasan daripada barang Y, maka nilai kepuasan barang X > barang Y, dan konsumen akan menentukan barang X. Dalam hal ini, konsumen berada dalam kondisi strongly prefer (lebih memilih) barang X daripada barang Y.
- apabila nilai kepuasan barang X setara dengan barang Y, maka konsumen akan berada dalam posisi indifferent (menganggap kepuasan yang diperoleh dari kedua barang sama saja), jadi tidak dilema akan mengkonsumsi barang X atau barang Y.
- ketika konsumen lebih menyukai dan sekaligus merasa sama saja ketika mengkonsumsi barang X daripada barang Y, maka posisinya adalah: barang X ≥ barang Y. Disini konsumen berada dalam posisi softly prefer barang X daripada barang Y.
Selain itu terdapat ketentuan terkait Kurva Indiferen yang harus diperhatikan, yakni:
- Posisi Kurva Indiferen yang lebih tinggi selalu menjadi pilihan bagi konsumen, alasannya membuktikan kemampuan untuk mengkonsumsi lebih banyak barang dan pada ketika yang sama menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
- Slope dari Kurva Indiferen selalu menurun atau negatif. Penjelasannya, katakanlah konsumen menyukai dua barang (X dan Y). Jika ia menghendaki untuk mengkonsumsi lebih banyak barang X, maka ia harus mengorbankan sejumlah barang Y sebagai ganti.
- Kurva Indiferen mustahil bersilangan satu sama lain. Karena kalau terjadi demikian, maka kepuasan maksimal konsumen menjadi tidak konsisten.
- Kurva Indiferen semakin mendatar (flat) ketika mendekati sumbu horizontal. Ini ialah prinsip Marginal Rate of Substitution (MRS). Contoh sederhana, konsumen mempunyai pilihan untuk mengkonsumsi 20 buah apel dan 8 buah mangga. Karena jumlah apel masih banyak, ia bersedia menukar 7 buah apel untuk mendapat suplemen 1 buah mangga; namun ketika jumlah apel menjadi semakin sedikit, ia cenderung hanya mau menukar kurang dari 7 buah apel untuk 1 buah mangga.
Secara sederhana, kurva indiferen bisa kita lihat pada Gambar 4. dibawah ini.
keterangan:
- titik A (X1, Y1), B (X2, Y2), C (X3, Y3), dan titik lain disepanjang kurva indiferen memperlihatkan pilihan konsumen atas konsumsi barang X dan barang Y, yang memperlihatkan kepuasan setara.
2.3. Marginal Rate of Substitution (MRS).
Jika melihat kurva diatas, maka kita bisa melihat bahwa konsumen mempunyai banyak sekali pilihan kombinasi barang yang ingin dikonsumsi. Saat konsumen mengalihkan pilihan konsumsi, contohnya dari A (X1, Y1) menjadi B (X2, Y2), maka diharapkan pengorbanan (mengurangi konsumsi barang tertentu untuk menambah konsumsi barang lain).
Dari tindakan tersebut, dikenal istilah marginal rate of substitution (MRS). Dengan kata lain, marginal rate of substitution ialah tingkat dimana konsumen bersedia menukar satu barang untuk mendapat barang lain.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihatnya pada Gambar 5. berikut.
keterangan:
- ketika konsumen mau beralih pilihan dari A (X1, Y1) menjadi B (X2, Y2), maka ia akan mengorbankan sejumlah barang Y untuk mendapat lebih banyak barang X.
- besarnya pengorbanan konsumen ialah (Y1 – Y2) atau ∆Y (karena slope’nya menurun maka mempunyai tanda ‘negatif’, dengan demikian ditulis – ∆Y).
- sedangkan suplemen jumlah barang X yang didapat ialah sebesar (X2 – X1), atau ∆X.
- Marginal Rate of Substitution ialah sebesar: – ∆Y/∆X.
2.4. Kurva Indiferen untuk Substitution Effect dan Income Effect.
Kurva Indiferen bisa dipakai untuk menjelaskan kasus substitution effect dan income effect pada Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint). Berikut penjelasannya.
2.4.1. Substitution Effect.
Gambar 6. berikut ini memperlihatkan bagaimana pendekatan Kurva Indiferen dipakai dalam kasus substitution effect.
keterangan:
- pada posisi awal, kurva batas anggaran ialah garis yang menghubungkan N/Py dan N/Px. Titik A merupakan persinggungan kurva batas anggaran dengan kurva indiferen. Ini merupakan titik yang menghasilkan kepuasan maksimal, yakni kombinasi konsumsi barang X1 dan Y1.
- penurunan harga barang X mengubah kurva awal di sumbu horizontal, dari N/Px menjadi N/Px'; akibatnya, konsumen mempunyai kesempatan untuk mengkonsumsi lebih banyak barang X dan Y, sekaligus menambah nilai kepuasan; yakni sebesar X2 dan Y2 (titik B).
2.4.2. Income Effect.
Penerapan Kurva Indiferen dalam menjelaskan kasus income effect bisa dilihat pada Gambar 7. dibawah ini.
keterangan:
- melanjutkan dari kasus substitution effect, kurva batas anggaran yang gres ialah garis yang menghubungkan N/Py dengan N/Px'.
- konsumen mengalami penurunan penghasilan, sehingga menggeser kurva batas anggaran secara sejajar kedalam (ke garis yang menghubungkan N'/Py dan N'/Px').
- akibatnya terjadi penurunan konsumsi barang dan perubahan pada titik keseimbangan, yakni dari titik B (X2, Y2) ke titik C (X3,Y3).
Demikian pembagian terstruktur mengenai perihal teori utilitas, pendekatan marginal utility dan kurva indiferen, termasuk pengertian marginal rate of substitution. *
Referensi:
- Krugman, Paul, and Robin Wells. (2011). Economics, Second Edition, Worth Publishers.
- Mankiw, Gregory N. (2008). Principles of Microeconomics, Fifth Edition, South-Western Cengage Learning.
- Samuelson, Paul A., and William D. Nordhaus. (2002). Economics, Seventeenth Edition, McGraw-Hill.
Teori Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) dan Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint)
Konsep Elastisitas Penawaran (Elasticity of Supply)
Materi selanjutnya:
Perilaku Produsen, Fungsi Produksi, Marginal Product, dan the Law of Diminishing Return
Konsep Biaya (Cost) dalam Ilmu Ekonomi Sumber http://www.ajarekonomi.com
0 Response to "✔ Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution"
Posting Komentar